
MAMUJU – Pengendalian inflasi daerah terus digalakkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sulbar.
Salah satu langkah yang dilakukan, yakni dengan melibatkan para Da’i yang ada di seluruh wilayah provinsi ke 33 di Indonesia ini dalam progam Da’i Peduli Inflasi.
Pelaksana Harian Sekretaris Provinsi Sulbar, Herdin Ismail mengungkapkan, program Da’i Peduli Inflasi adalah sebuah langka yang sangat tepat, karena bisa lebih cepat ke akar rumput.
“Ulama itu memiliki peran yang strategis dan tidak bisa dimainkan perannya oleh komponen lain, karena ulama itu tidak punya jenjang hirarki perbedaan kasta. Tapi seorang ulama semua bisa masuk,” kata Herdin Ismail, saat menghadiri Training of Trainers (ToT) Dai Peduli Inflasi Sulbar, Jumat, 14 Maret 2025.
Ia juga mengungkapkan, jika ingin menangani inflasi secar tuntas, tidak boleh meninggalkan cara-cara yang syariat, yakni tidak semata-mata berorientasi terkait profit, tapi juga adalah kemaslahatan.
“Inflasi ini hanya bisa tertangani kalau kita melakukan secara kolaborasi dan sinergitas. Semuanya harus bergerak, harus bergerak goverment nya, ulamanya, kemudian komponen terkait dan juga harus bergerak masyarakat yang senantiasa mendoakan. Saya kira, gerakan ini tidak boleh berhenti,” ujarnya.
Herdin Ismail pun meminta, pihak BI Perwakilan Sulbar untuk memberikan perhatian khusus bagi para Da’i yang sukses dalam program Dai Peduli Inflasi itu.
“Saya kira, teman-teman BI harus mulai memperhatikan para Dai dengan memberikan apresiasi bagi para Dai yang berhasil dalam gerakan ini, misalnya umroh,” pungkas Herdin Ismail.
Kepala Perwakilan BI Sulbar, Eka Putra Budi Nugroho menjelaskan, program Dai Peduli Inflasi merupakan inisiatif BI Perwakilan Sulbar dalam penanganan inflasi daerah.
“Kami melihat dan kami menginisiasi program Dai Peduli Inflasi. Artinya, kami memandang Dai ini tentu punya peran yang spesial, punya peran yang strategis di masyarakat, apalagi di ramadan dan idulfitri,” ungkap Eka Putra Budi Nugroho.
Namun, kata dia, tentunya tidak hanya sebatas ramadan dan idulfitri. Menurutnya, Dai dilibatkan dalam pengendalian inflasi karena Dai memiliki tangan yang langsung bisa menjangkau pada masyarakat semua level.
“Dai bisa menjembatani dan memberikan informasi kepada masyarakat terkait pentingnya perekonomian dan sekaligus peran serta masyarakat dalam menjaga inflasi ini,” bebernya.
Lanjut Eka Putra Budi Nugroho menjelaskan, Dai memiliki karakteristik unik yang bisa menjangkau masyarakat, sekaligus memasukkan esensi-esensi agama, esensi-esensi syar’i yang berkolerasi dengan konteks ekonomi dan pengendalian inflasi.
“Harapannya itu bisa memperkuat kolaborasi dan sinergi dalam pengendalian inflasi,” tutur Eka Putra Budi Nugroho. (Rls)